Pendahuluan
Masjid
Jamik telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata
Nomor KM.10/PW.007/MKP/2004 tanggal 3 Maret 2004 tentang
Penetapan Benteng Marlborough, Bangunan Thomas Parr, Tugu Hamilton, Bunker
Jepang, Rumah Bekas Kediaman Bung Karno, Masjid Jamik Bengkulu, Makam Sentot
Alisbasya yang berlokasi di wilayah Provinsi Bengkulu sebagai Benda Cagar
Budaya, Situs atau Kawasan yang dilindungi Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1992. Namun
belum ditetapkan berdasarkan Undang-Undang No. 11 tahun 2010 tentang Cagar
Budaya.
Masjid
Jamik merupakan masjid yang dirancang oleh Ir. Soekarno pada saat diasingkan ke
Bengkulu pada tahun 1939-1942. Pada saat masyarakat ingin melakukan perbaikan
masjid, Soekarno membantu dengan merancang perbaikannya. Latar belakangnya
sebagai arsitek sangat membantu usahanya tersebut. Soekarno tetap
mempertahankan bangunan lama dan hanya meninggikan dinding setinggi 2 meter dan
lantai setinggi 30 cm. Perubahan-perubahan yang terjadi, yaitu pada atap, tiang
masjid dan penambahan bangunan serambi. Atap berbentuk tumpang tiga dimana atap
tingkat kedua dan ketiga berbentuk limasan kerucut dengan celah pada
pertengahan atap. Pada bagian atas
tiang-tiang diberi ukiran berbentuk sulur-suluran. Adanya bangunan serambi dapat menambah daya
tampung jemaah semakin banyak.
Seiring
dengan berjalannya waktu, Masjid Jamik mengalami kerusakan. Perbaikan-perbaikan
kecil dilakukan oleh Bidang Peninggalan Sejarah dan Kepurbakalaan Kanwil
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu atau pengurus masjidnya.
Beberapa perbaikan atau penggantian tidak diketahui lagi waktunya. Pada tahun
1986 dilakukan penggantian seng-seng yang rusak dan lantai keramik. Pada bulan
September tahun 1994 dilakukan Studi Kelayakan Arkeologi Masjid Jamik Bengkulu
dalam rangka upaya pelestarian Masjid Jamik Bengkulu. Tim yang ditunjuk oleh
Pemimpin Bagian Proyek Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Kepurbakalaan Bengkulu
merencanakan penanganan bangunan dan halaman. Penanganan bangunan meliputi
bangunan inti dan selasar, bangunan serambi, dan bangunan tempat wudhu. Hasil
dari Studi Kelayakan Arkeologi tidak pernah dilaksanakan dalam bentuk Studi
Teknis Arkeologi yang dilanjutkan dengan pemugaran.
Dalam
rangka perbaikan dan memenuhi kebutuhan tempat wudhu yang lebih luas, maka
Pengurus Masjid melakukan kegiatan-kegiatan antara lain pada tahun 2003 memperluas
tempat wudhu di sisi Utara dan mengganti plafon yang lama dengan kayu profil.
Pada tahun 2005-2006 memasukkan jalan aspal sebagai bagian dari halaman pada
saat dilakukan pemagaran. Pada tahun 2013 dibuat tempat wudhu di bawah tanah
yang lokasinya di halaman sebelah Selatan. Kegiatan pengecatan dinding dan atap
dilakukan hampir setiap tahun.
Letak dan Lingkungan
Masjid
Jamik Bengkulu secara administratif terletak di Kelurahan Tengah Padang,
Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu. Secara astronomis
terletak pada koordinat 03o47’32.4” Lintang Selatan dan 102o15’44.0”
Bujur Timur. Pada ketinggian 10 meter di atas permukaan air laut.
Masjid
Jamik dapat ditempuh dengan menyusuri jalan yang menuju Benteng Marlborough.
Jarak dari Masjid Jamik ke Benteng Marlborough sekitar 2 kilometer. Pengunjung
dari luar kota terlebih dahulu mengarahkan kendaraanya ke Simpang Lima kemudian
melalui pertokoan Suprapto dan akan tiba di Masjid Jamik.
Masjid
berada di daerah yang berbentuk segitiga dengan dikelilingi oleh jalan raya.
Luas halamannya sekitar 2,3 ha. Di sebelah Utara adalah jalan MT. Haryono, Di
sebelah Selatan adalah jalan Mayjen Suprapto, dan sebelah Barat adalah jalan
Jenderal Sudirman. Di sekitar lokasi masjid terdapat bangunan-bangunan pertokoan,
rumah makan, dan penginapan atau hotel. Situasinya sangat
ramai oleh lalu lalang kendaraan bermotor. Masjid Jamik banyak dikunjungi oleh masyarakat dari dalam
dan luar Bengkulu. Umumnya mereka datang untuk melakukan shalat.
Deskripsi Bangunan
Masjid
Jamik Bengkulu merupakan bangunan yang dibangun dengan dinding tembok dan atap
dari seng. Bangunan berdenah dasar empat persegi panjang. Pada sisi Timur terdapat serambi yang juga
berdenah empat persegi panjang dan pada sisi Utara terdapat tempat wudhu.
Bangunan terdiri dari bangunan inti, bangunan serambi, dan tempat wudhu/kamar
mandi. Pada saat ini telah terdapat perubahan pada bangunan dan
juga halaman.
Pada
bangunan utama terdapat sekat dibagian Barat dimana bagian selasar ditutup
dengan alumunium dan kaca untuk ruang
penyimpanan barang di sisi Utara dan tempat tinggal penjaga masjid di sisi
Selatan. Di ruang penyimpanan barang terdapat alat sound system, lemari buku, karpet, dan alat-alat pecah belah
seperti gelas dan piring dan ruang tempat tinggal penjaga masjid berisi
barang-barang milik penjaga.
Bangunan
di sisi Utara yang merupakan tempat wudhu telah diperluas. Tempat wudhu yang
lama ditandai adanya tiga tiang. Tiang
dibagian tengah terdapat hiasan suluran dibagian atas atau sama dengan
tiang-tiang lainnya. Menurut informasi,
dinding pada tempat tersebut tidak setinggi yang sekarang.
Sementara
untuk halaman di sebelah Timur menjadi tambah luas dengan memasukkan sebagian
jalan untuk lahan parkir. Sebelumnya kendaraan roda empat parkir dibadan jalan.
Di sebelah Selatan terdapat bangunan baru sebagai tempat wudhu yang dibuat di
bawah tanah dengan pasangan bata dan beton. Bangunan dibuat untuk memenuhi
kebutuhan banyaknya jemaah terutama pada saat shalat Jumat atau hari raya.
Deskripsi Masjid Jamik lebih lengkapnya
sebagai berikut:
Bangunan Utama
Bangunan
Utama adalah bangunan yang dipakai
sebagai tempat shalat dimana terdapat mighrab. Bentuk denahnya bujur
sangkar berukuran 14,65 x 14,65 meter.
Dibagian luar sisi Selatan, Barat dan Utara terdapat selasar dengan lebar 2,50
meter.
Bangunan
Utama memiliki atap berbentuk limasan kerucut yang mana pada pertengahan atap
terdapat celah untuk sirkulasi udara dan juga memberikan nilai seni pada bagian
atap. Pada bagian bawah atap terdapat ventilasi yang terbuat dari pasangan
bata. Selanjutnya terdapat atap untuk
menaungi selasar. Konstruksi atap masjid berupa atap atap jenis tumpang
berjumlah tumpang 3, atap tumpang 3 merupakan atap paling bawah dengan fungsi
atap tersebut sebagai penutup serambi. Atap masjid terbuat dari bahan seng
aluminium dengan ukuran panjang 4,84 meter dan lebar 1,26 meter serta tebal
lebih kurang 3 mm yang kemiringan atap bekisar 15-20 o. Jenis atap tersebut secara kualitas bahan
sangat kuat dan saat ini atap telah di cat dengan warna merah.
Kerangka atap masjid terbuat dari bahan
kayu dengan kualitas bahan yang sangat kuat, kerangka atap yang terdiri dari
gording yang berukuran 12 x 15 centimeter serta panjangnya setiap sisi di
sambung 2. Kayu kasau merupakan kayu penyusun atap berukuran 5 x 7 sentimeter
dengan susunan tegak dengan jarak setiap per 0,70 meter. Konstruksi kuda-kuda
atap masjid berupa konstruksi kayu yang kualitas bahannya sangat kuat dan
merupakan kayu lama dengan susunan balok-balok kayu yang terdiri dari kaki
kuda-kuda berukuran 15 x 20 cm, balok
tarik dengan ukuran 20 x20 cm, tiang makelar dengan ukuran 20 x20 cm dan
balok-balok skoor yang ditempat kan pada beberapa posisi sambungan dan
tumpuan-tumpuan beban yang secara keseluruhan fungsi dari skoor merupakan
konstruksi/balok penopang konstruksi lainnya. Balok-balok skoor tersebut secara
ukuran panjangnya merupakan balok-balok utuh (tidak terdapat sambungan kayu). Pada bagian puncak terdapat mustaka/molo yang berbentuk seperti
payung menguncup.
Bangunan utama memiliki dinding yang tebal sekitar 45 cm. Pada sisi
Timur terdapat pintu masuk yang berjumlah empat buah dengan masing-masing pintu
memiliki dua daun pintu. Pintu terbuat dari kayu yang dikombinasi dengan kaca.
Semua kusen dan daun pintu di Masjid Jamik dicat warna hijau yang berbeda.
Pintu masuk ditopang oleh tiga tiang berhias suluran pada bagian atasnya dan
dicat warna kemerahan (perunggu?). Di atas ambang pintu terdapat hiasan
kaligrafi yang diambil dari Alquran Surat Al-Bayyinah
ayat 5 – 8.
Pada
dinding Utara dan Selatan juga terdapat pintu masuk yang berjumlah tiga buah
yang masing-masing memiliki dua daun pintu. Namun pada sisi Utara pintu masuk
diapit oleh dua ruangan yang digunakan sebagai gudang. Ruangan masing-masing
mempunyai pintu yang saling berhadapan
dan juga terdapat jendela. Pintu masuk
ke ruang shalat diberi pintu stainless steel dibagian luar dan pintu
besi dibagian dalam. Pada bagian atas pintu terdapat hiasan kaligrafi. Pada
dinding sisi Barat terdapat dua jendela yang diberi teralis dari bahan stainless steel.
Plafon
bangunan utama terbuat dari kayu profil yang diplitur. Di plafon terdapat lampu
gantung yang satu dibagian tengah dan empat di setiap sudut. Lampu gantung yang
berjumlah empat mempunyai bentuk yang sama.
Lantai
terbuat dari keramik berwarna putih dan ditutupi oleh karpet berwarna hijau
yang sudah memudar. Dinding dicat warna putih dengan hiasan kaligrafi di
sekelilingnya terbuat dari plastik bening berwarna emas dan dasar warna biru
tua.
Ruang
mighrab berada di sisi Barat berukuran 1,60 x 2,50 meter. Ruang mighrab
mempunyai dua pintu yang terhubung dengan
ruang penjaga dan ruang penyimpanan barang. Pintu terbuat dari aluminium
dan kaca. Di kanan dan kiri mighrab terdapat profil tiang yang bagian atasnya
berbentuk segitiga. Profil tiang dan lengkungan mighrab dihiasi kaligrafi
berwarna emas dan dasar biru tua. Pada bagian kanan mighrab terdapat mimbar
yang terbuat dari pasangan bata. Mimbar mempunyai empat anak tangga dan
selanjutnya tempat duduk untuk khatib. Dibelakangnya terdapat jendela. Mimbar
mempunyai atap yang bertingkat dihiasi dengan kubah dari seng alumunium. Ada
dua kubah yang dipasang.
Selasar
yang mengelilingi bangunan utama lebarnya 2,5 meter. Ditopang oleh 10 tiang
yang tingginya sekitar 85 cm. Tiang-tiang di sisi Selatan dibagian tengah yang
berjumlah lima buah dihias suluran dibagian atas dan dicat perunggu. Selasar
mempunyai pagar dari pasangan bata dan steinless
steel. Selasar sisi Barat telah
ditutup dengan menggunakan alumunium dan kaca sebagai pintu dan jendela. Hal
itu dilakukan karena kebutuhan akan ruangan untuk menyimpan barang-barang dan
tempat tinggal penjaga masjid.
Bangunan Serambi
Bangunan serambi memiliki atap limasan dengan susunan
dua tingkat. Pada puncaknya terdapat mustaka. Diantara susunan atap tingkat
pertama dan kedua terdapat ventilasi udara yang terbuat dari kayu berprofil dan
dicat warna putih. Atap bangunan menggunakan seng yang dicat warna merah bata.
Bangunan serambi berdenah empat persegi panjang
berukuran 7,58 x 11,46 meter. Serambi ditopang oleh tiang-tiang berjumlah
sembilan dan diberi pagar. Lima tiang yang terletak dibagian tengah, tiga tiang
di depan dan masing-masing satu tiang di samping berhias suluran pada bagian
atasnya dan dicat perunggu. Pagar
terbuat dari pasangan bata dan atasnya diberi pagar dari steinless steel. Pintu masuk yang berjumlah dua buah diberi pagar
dari steinless steel.
Di dalam bangunan serambi ini juga terdapat dua tiang
bentuk segi delapan terbuat dari kayu yang dicat warna coklat. Pada bagian atas
terdapat profil berbentuk list. Fungsi
tiang untuk menyangga plafon.
Plafon serambi terbuat dari kayu profil yang diplitur.
Pada plafon dipasang empat lampu gantung dan satu lampu setengah lingkaran
berwarna putih. Lantai terbuat dari keramik putih atau sama dengan keramik pada
bangunan utama.
Bangunan Tempat
Wudhu/Kamar Kecil
Bangunan
berdenah empat persegi panjang terbuat dari pasangan bata berukuran 5,55 x 8,80
meter. Atap bangunan menyatu dengan atap selasar dan dibuat lebih tinggi dari
atap selasar. Terbuat dari seng alumunium dan dicat dengan warna merah bata.
Pada bagian puncak terdapat mustaka. Di Ujung atap terdapat pasangan bata yang
digunakan sebagai bak menampung air bersih. Dipasang juga tangga besi untuk
memudahkan pengecekan. Pada bak penampung air terdapat billboard yang menghadap
ke jalan dengan tulisan yaitu Masjid Jamik Bengkulu Direnovasi oleh Presiden
Pertama RI Ir. Soekarno Pada waktu Pengasingan di Bengkulu Tahun 1938 – 1942.
Bangunan
dibagi menjadi dua ruangan untuk pria dan wanita. Tersedia dua Kamar kecil dan
ruang wudhu. Di bawah bak penampungan air difungsikan sebagain gudang. Setiap
ruangan diberi keramik pada dinding dan lantainya. Keramik yang dipilih
berwarna biru.
Bangunan
yang sekarang tampaknya merupakan penambahan dari tempat wudhu sebelumnya.
Diperkirakan tempat wudhu awal adalah teras berukuran 250 x 550 cm yang
ditopang oleh tiga tiang, dimana tiang dibagian tengah mempunyai hiasan
suluran. Pada saat itu dindingnya tidak
sampai atas.
Halaman Masjid
Halaman
masjid berbentuk mirip segitiga sesuai dengan batas lahannya. Halaman
dikelilingi pagar dengan tiang terbuat dari pasangan bata dicat berwarna hijau.
Pagar diantara tiang-tiang dari bahan steinless
steel. Halaman masjid menjadi bertambah luas di sisi Timur dengan
memasukkan badan jalan yang sering dijadikan tempat parkir pengunjung masjid
sebagai halaman masjid.
Permukaan
tanah di halaman sisi Timur berupa lapisan aspal dan konblok. Lahan parkir
untuk kendaraan roda dua dan empat dibatasi dengan pagar besi. Disana terdapat
beberapa pohon sebagai peneduh. Di sisi Selatan terdapat tempat wudhu yang
dibangun sekitar tahun 2013 terbuat dari konstruksi pasangan bata dan beton
pada atapnya. Bangunan berukuran 477 x
1501 cm. Tempat wudhu dibangun di bawah tanah atau lebih rendah agar tidak menutupi masjid di sisi Selatan.
Tempat wudhu baru dibangun untuk memenuhi kebutuhan saat di hari Raya.
Di
dua sisi lainnya merupakan tanah kosong yang tidak terawat dan belum ada
penataan lingkungan.
Kondisi Keterawatan
Masjid
Jamik pelestariannya selama ini banyak dilakukan oleh pengurus masjid
menggunakan dana dari kas masjid. Kecuali seperti yang telah disampaikan untuk
perbaikan plafon dan lantai pada tahun 1980-an oleh Bidang Peninggalan sejarah
dan Purbakala, Kantor Wilayah Departemen pendidikan dan kebudayaan Provinsi
Bengkulu dan pagar keliling serta nama masjid oleh Pemerintah Provinsi
Bengkulu. Pemeliharaan yang dilakukan antara lain pengecatan atap, dinding,
pintu, dan jendela serta pemasangan pagar steinless
steel. Pengecatan atap dan dinding
yang paling rutin dilakukan dikarenakan atap seng yang sudah memudar dan
dinding yang mengalami kapilarisasi. Menurut pengurus, dana pemeliharaan masjid
cukup besar.
Hasil
pengamatan menunjukkan secara keseluruhan masjid tampak terawat baik. Kerusakan
yang terjadi pada atap yang bocor, kapilarisasi pada dinding, dan halaman
masjid yang tidak tertata.
Atap
masjid yang dicat warna merah bata telah memudar. Atap dominan masih menggunakan
seng lama yang diketahui dari ketebalan dan ukurannya. Seng
dalam kondisi masih baik. Pada bagian antara bangunan utama dan bangunan
tempat wudhu terpasang beberapa seng yang baru. Pengecatan pada tahun lalu yang
dilakukan dengan memasang pijakan papan dan memakunya ke seng telah menyebabkan
adanya lubang-lubang. Balok-balok yang membentuk atap terbuat dari kayu.
Di
bangunan utama terlihat adanya bercak-bercak warna putih pada plafon.
Bercak-bercak putih tersebut akibat air yang menetes. Pada sisi Timur yang
paling banyak dan sisi Barat lebih sedikit. Di bagian lain seperti serambi dan
selasar juga terdapat tanda-tanda telah terjadinya kebocoran atau rembesan yang
terlihat pada plafon. Umumnya terjadi pada setiap pertemuan seng yang ada
dibagian sudut dan ujung dari setiap atap dimana air jatuh ke bawah.
Pada
dinding terlihat adanya kapilarisasi hingga ketinggian 1 meter. Seringnya
terjadi pengelupasan pada dinding memunculkan keinginan untuk melapisi dinding
dengan keramik. Namun hal tersebut pernah ditolak oleh bidang Peninggalan
sejarah dan kepurbakalaan saat itu. Setiap pergantian pengurus masjid nampaknya
rencana itu selalu muncul seperti disampaikan kepada tim baru-baru ini. Malahan ditambah alasan agar lebih bagus.
Kerusakan
pada pagar keliling terlihat pada cat yang mulai memudar dan pecahnya dinding
kaca. Sementara untuk halamannya terdapat susunan konblok yang tidak rata dan
hilang. Halaman masjid kurang terawat ditumbuhi rumput-rumput dan lumut-lumut di
tembok pagar serta tembok penahan. Pada halaman sisi barat yang dibatasi oleh
pagar besi, jalan raya, bangunan pertokoan dan pada halaman masjid ditanami
tanaman hias jenis pucuk merah dan kelapa, pada sisi selatan dengan pagar,
jalan raya, bangunan pertokoan dan tanaman jenis tanaman langka mahoni,
sedangkan pada sisi utara dan timur dibatasi oleh pagar besi dan jalan raya dan
pertokoan dan dihalaman masjid ditanami dengan tanaman jenis kecapi dan
merupakan tempat parkir kendaraan.