SURVEI PENINGGALAN BAWAH AIR DI PULAU PONGOK, KABUPATEN BANGKA SELATAN

Survei Peninggalan bawah Air dilaksanakan pada tanggal 22 sd. 29 Oktober 2008. Kegiatan ini pertama kali dilakukan oleh BP3 Jambi diperairan Bangka-Belitung dengan mengundang tenaga bawah air dari Direktorat Peninggalan Bawah Air Jakarta, Balai Arkeologi Pelembang, dan BP3 Batusangkar.


Lokasi survei yang berada di sebelah Barat Pulau Pongok berjarak sekitar 1 km berhasil mendata dua buah kapal tenggelam yang letaknya tidak berjauhan pada kedalaman antara 18-20 meter. Kapal I berada di dekat karang yang bernama Batu mandi sehingga dinamakan Situs Batumandi. Kapal terbuat dari besi dengan kondisi sebagian besar telah rusak. Bagian yang tampak masih utuh adalah bagian haluan dan lambung sebelah kiri. Sedangkan bagian yang telah rusak adalah dek, bagian buritan dan bagian lambung kanan. Bagian lambung kanan rusak parah dikarenakan bagian tersebut yang menghantam karang. Pada lokasi ini dijumpai pula tiang yang cukup besar dan panjang. Ditemukan pula bongkahan batu bara. Orientasi kapal ke arah Timur Laut.


Kapal II berjarak sebelah Barat dari kapal I berjarak 200 meter. Posisi kapal dalam kondisi tertelungkup. Sebuah tiang yang besar dan panjang juga dijumpai pada kapal ini. Kapal terbelah dibagian tengah. Sebagian besar bagian kapal yang terbuat dari besi masih utuh kecuali bagian buritan yang telah terpotong-potong dikarenakan adanya pengambilan besi kapal. Orientasi kapal ke arah Timur Laut. Lokasi kapal dinamakan Situs Karanglucan.


Share:

1 komentar:

Anonim mengatakan...

woy...itu aku yang working in the water.....

Profile

Foto saya
AGUS SUDARYADI, arkeolog yang bekerja di Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi Wilayah Kerja Prop. Jambi, Sumsel, Bengkulu, dan Kep. Bangka-Belitung yang sering melakukan Jelajah Situs dalam rangka Pelestarian Cagar Budaya. Menurut UU No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Situs adalah lokasi yang berada di darat dan/atau di air yang mengandung Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, dan atau Struktur Cagar Budaya sebagai hasil kegiatan manusia atau bukti kejadian pada masa lalu. Pekerjaan tersebut memberikan saya kesempatan untuk menjelajahi pelosok negeri di Propinsi Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Kepulauan Bangka-Belitung. Pelosok karena lokasi yang kami datangi kebanyakan berada di luar kota, bahkan sampai masuk hutan. Maklum Cagar Budaya atau Diduga Cagar Budaya yang saya tuju sekarang berada di daerah yang jauh dari kota. Kegiatan yang memerlukan stamina dan mental yang kuat adalah dalam rangka pelestarian Cagar Budaya Bawah Air. Saya telah mengikuti pelatihan Arkeologi Bawah Air di dalam dan luar negeri, antara lain Makassar Sulsel, Pulau Bintan Kepri, Tulamben Bali, dan Karimunjawa Jateng serta Thailand dan Sri lanka.

Popular Posts

Recent Posts

Pages